Jepang. Nggak salah memang jadi negara impian banyak orang untuk di kunjungi, mulai dari sekedar wisata ataupun kerja. Karena memang seru dan cakep bangett! Awal Maret lalu saya mencoba keliling beberapa kota di Jepang seperti Tokyo, Osaka, Kyoto, Nagoya, Yokohama dan Shizuoka.
Saya sendiri sudah bekerja di perusahaan Jepang sejak tahun 2011 sampai sekarang, meskipun selama itu juga gonta-ganti perusahaan wkwk. Akhirnya tahun ini kesampaian jalan-jalan ke Jepang bareng istri.
Perjalanan ini sebenarnya dalam rangka Tripversary alias ulang tahun pernikahan kami yang di rayakan kecepetan. Berhubung tanggal anniversarynya jatuh di bulan Ramadhan, jadwal trip kita majuin ke depan sebelum puasa, biar tetap bisa makan siang-siang di Jepang sananya.
Nah, Sebelumnya, satu nasehat yang bisa saya sampaikan adalah buat itinerary secepatnya, sebelum berangkat (paling tidak 1 bulan sebelum berangkat sudah kelihatan itinerary plannya), kenapa? Supaya kalian bisa memperkirakan segala biaya menyangkut transportasi maupun hotel yang akan di tempati selama berapa lama. Biaya hotel akan lebih murah jika booking jauh-jauh hari sebelumnya, dan juga pastinya kebutuhan apakah perlu membeli JR pas jika akan melakukan perjalanan multi kota.
kami sendiri flight kedatangan dan pulang melalui Tokyo, jadi memutuskan untuk membeli JR Pas untuk memudahkan kami dalam transport bolak-balik antar kota antar distrik.
Di Jepang terlalu banyak hal, kota, atraksi, sudut-sudut dan
tempat wisata yang cantik dan pingin di datangi, jadi coba pilih-pilih sesuai
interest dan keinginan aja, tanpa melupakan jarak antar lokasi yah, cek antara
lokasi satu dan lainnya berapa jauh, dan bisa di jangkau dengan apa saja,
subway, Shinkansen, monorail, bus atau jalan kaki.
Mendarat di bandara Narita dengan penerbangan langsung menggunakan maskapai ANA, bukan maskapai ENTE yah :D. Ini termasuk keberuntungan kami, di mana mestinya kami berangkat ke Jepang dengan Philipine Airlines transit di Manila 6 jam, namun tiba-tiba flight kami di reschedule lewat satu hari, sehingga saya protes keras ke pihak maskapai, dan akhirnya mereka mengganti penerbangan kami menggunakan ANA direct JKT-Tokyo sehingga tetap sampai di Jepang pada hari yang sama.
Untuk menuju pusat kota Tokyo, kita bisa menggunakan kereta
atau bis. Rencana awal kami adalah menggunakan bis supaya bisa lebih murah,
tapi pada akhirnya kami menggunakan kereta dengan tujuan area Asakusa tempat
kami menginap. Kereta Keisei Line adalah pilihan, dengan tujuan stasiun Ueno
yang dekat dengan Asakusa.
Yang juga jadi catatan adalah, selama di Jepang, entah itu Tokyo, Osaka, Kyoto dll pasti kita akan banyak berjalan kaki. Yes, jalan kaki brother and sister. Jarak antara halte/stasiun dengan hotel atau area wisata yang mungkin ga selalu dekat, pintu keluar subway yang rada di ujung sanaa, dan pastinya karena rasanya kalau lagi santai, sayang melewatkan pemandangan cantik yang kita lewati saat menuju lokasi tujuan di sana, saya dan istri sudah pasti jalan kaki kalau jarak ke lokasi hanya 600 – 1km, kadang 1,5km juga kami jalan kaki sambil lihat-lihat dan foto-foto area yang dilewati sepanjang jalan.
Mungkin Jepang pada awalnya banyak bikin orang bingung, dengan berbagai pilihan transportasi, terutama jalur kereta yang saaangat banyak sehingga kita perlu memperhatikan seksama di mana naik, turun atau ganti jalur. Untungnya selama di sana saya pakai aplikasi Japan Official Travel App yang cukup memudahkan dalam menjangkau berbagai lokasi dengan beragam pilihan angkutan, termasuk pilihan jika kita menggunakan JR Pass atau kartu turis lainnya, maka akan di arahkan jalur mana yang bisa pakai JR Pass dan tidak.
Oh ya, untuk masuk ke Jepang pastikan kamu sudah mengisi
data kamu dan keluarga yang ikut bersama di Visit Japan web, di mana nanti
setelah mendaftar dan mengisi data, kamu akan mendapatkan QR code yang bisa di
tunjukkan kepada petugas airport yang berjaga. Untuk hemat waktu, isi saja data
tersebut sebelum pesawat take off jadi saat sampai bisa langsung di tunjukkan,
di banding mengisi saat di sampai di Jepang, akan sedikit memakan waktu walau
petugas siap membantu.
Bukti vaksin minimal Booster 1 atau dosis ketiga juga di
perlukan karena akan di cek saat hendak berangkat maupun tiba di Jepang, jadi
pastikan kamu juga sudah download flie keterangan vaksin versi Inggris yah.
Jika tidak ada barang yang perlu declare, cuss kita bisa
langsung lewat imigrasinya dan bersiap explore Jepang!
0 Comments