Pintu monorail terbuka dan Irgi bergegas keluar menuruni tangga stasiun. Langkah cepat, setengah berlari. Menerobos kerumunan yang mulai menyemut di gerbang keluar. Sosok itu mulai jauh dari jangkauan matanya. Irgi masih tertahan di depan gerbang paling kiri. Seorang penumpang mengalami masalah pada tiketnya. Sensornya tak bekerja, dan dia tetap mencoba berkali-kali sampai seorang pegawai Stasiun membantunya untuk lewat.
Irgi kembali setengah berlari begitu berhasil menerobos gerbang. Sampai di tepi jalan raya. Dia berhenti. menatap kiri kanan yang penuh orang-orang keturunan India berlalu lalang, sepertinya mereka sudah bersiap untuk merayakan Tai pusam di beberapa kuil pagi ini.
"Ugh.. hilang..." gumamnya.
Mungkinkah penglihatannya salah. Atau pakah itu cuma perasaannya saja. Bayangan yang kadang masih ada di kepalanya. Tapi tidak. Sosok ini sudah dia kenal sejak lama. Dengan posisi membelakangi dan dari jarak puluhan meterpun dia masih bisa mengenalinya. Proporsi tubuh dan caranya berjalan. Semua gambaran itu ada di sosok yang sudah menghilang dari pandangannya tadi.
Berjalan pelan menuju sebuah pojokan dekat minimarket, sambil sesekali tetap memainkan kepala dan mata mencari-cari sosok yang dimaksud, Irgi duduk bersender dan memangku tas gemblok mungilnya. berbagai pikiran mulai menggelayuti otaknya. "Ada apa?" "kenapa?" "bagaimana?" "Mungkinkah?" dan berderet-deret kalimat yang saling tersambung menerka mencari jawabannya sendiri.
3 Comments
salam Deni! sungguh puitis jiwa kamu. ^_^
ReplyDeleteapa khabar kamu? masih lagi dgn restoran saba ya kamu pi lunch? ^_^
ReplyDeletemmg sedap makanan di situ.
hahaha... baiiiin, I'll take that as a compliment, gracias.. not always to saba man, sometimes only technocafe near office.. c'mon visit us again ^^
ReplyDelete