Jalan Singkat di New Delhi (Travel ke India #2)


Sepanjang perjalanan Jaipur ke New Delhi, saya ngeh bahwa area mulai dari Jaipur cukup gersang, berpasir, mungkin karena memang area Rajashtan merupakan area dekat gurun, dan barulah mendekati New Delhi tampak area hijau. Makanya saya bilang, mengunjungi India saat musim dingin itu enak banget, cuaca sejuk, bisa gaya dikit pake simple coat/sweater dan syal, plus karena ga panas, jadi keringat ga terlalu deras, bau-bauan juga sedikit berkurang hahaha.


Ada banyak sekali tempat yang bisa dikunjungi di New Delhi. Kebanyakan adalah bangunan-bangunan bersejarah peninggalan kekaisaran jaman kerajaan dahulu. Karena saya hanya punya satu hari di sana, maka harus pilih-pilih apa yang mau didatangi. Pada akhirnya kami hanya sempat berkunjung ke India Gate, Humayun’s Thomb dan Masjid Jamek.

India Gate
Terletak di pusat kota Delhi, kami menuju ke sana saat malam hari menggunakan Auto Rickshaw dari area hotel. Sayangnya, begitu sampai dekat sana, ternyata area India gate sudah (sedang) di tutup, supir rickshaw kami tidak berhasil mendekati area terdekatnya, jadi kami hanya melihat India Gate yang menyala dengan lampu-lampunya dari kejauhan. India Gate belum berjodoh dengan kami untuk saling tatap jarak dekat.

Mengunjungi Humayun’s Thomb
Humayun’s thomb adalah tempat yang mesti dikunjungi saat di New Delhi. Terletak di daerah Nizamudin timur, Nilai sejarah dan bentuk bangunan khas peninggalan kerajaan Mughal sangat kental terasa. Bangunan ini di arsiteki oleh seorang arsitek Persia yang di pilih oleh istri Raja Humayun.



Bila Taj Mahal di bangun karena besarnya rasa cinta sang raja kepada permaisurinya yang meninggal dunia, maka Humayun’s Thomb adalah kebalikannya. Bangunan ini di bangun oleh sang permaisuri saat sang suami meninggal dunia. Tapi apa kamu tahu, bangunan ini dibangun lebih dulu (Th 1572) di banding Taj Mahal (Th 1631), dan ternyata Shah Jahan, yang juga masih keturunan dari raja Humayun, memerintahkan pembangunan Taj Mahal, karena terinspirasi dari kemegahan makam raja Humayun.


Saya dan istri ke sini menggunakan Metro dari stasiun Metro Delhi, karena stasiun ini cukup dekat dengan hotel kami di area Paharganj. Banyak area wisata yang dapat di jangkau dengan transportasi ini. Metro di New Delhi ada jalur pemeriksaan tas sama seperti subway di Cina. Untuk ke Humayun’s Thomb, kami turun di stasiun Jor Bagh dan lanjut dengan Autorickshaw alias Bajaj, jangan lupa tawar harga hehe.


Kami cukup kaget saat sampai lokasi, antriannya mengular sangat paaanjaaaaangg, tapi teringat bahwa biasanya ada jalur khusus untuk wisatawan asing, dan benar antriannya jauh lebih pendek dari pada antrian tadi yang ternyata untuk warga lokal. Tapi biaya masuknya juga beda jauh, yaitu 600 Rupee untuk wisatawan asing, dan 50 Rupee saja untuk warga lokal :D.

Masjid Jama’
Selesai berkeliling Humayun Thomb yang megah, kami bergegas keluar area dan menggunakan aplikasi Uber untuk lanjut ke Masjid terbesar dan terkenal di India, Masjid Jama’. Kabarnya Masjid Jama’ ini dekat atau satu area dengan Chadni Chowk Market. Karena saya pernah nonton film from Chadni Chowk to China, saya jadi penasaran kayak apa sih Chadni Chowk itu.


Kami diturunkan oleh Uber di sisi belakang Majid Jama’ yaitu area pintu masuk pasar Chadni Chowk. Pasar ini amat sangat ramai, dan menurut saya cenderung sedikit kumuh. Pedagang berjubel, ditambah orang-orang yang sangat banyak berlalu lalang atau melihat-lihat dagangan. Suasananya sangat bising dan lumayan bikin puyeng :D.


Harga masuk Masjid Jama’ adalah 300 Rupee untuk wisatawan, untuk warga lokal gratis. Kami ga tau apakah ini resmi atau tidak, karena kami di minta bayar setelah foto-foto dari depan Masjid sebelum masuk. Kalo mau masuk ke sana, ga usah foto-foto dulu karena begitu lihat kalian foto, mereka langsung tahu kalian turis, jadi lenggang masuk aja langsung biar di sangka lokal.

Dari gerbang depan, Masjid Jama’ yang berada di area Old Delhi berhadapan dengan gang yang terdapat banyak tempat makan, jajanan dan warung-warung kecil, dominan makanan Ayam goreng kalau saya lihat.


Masjid ini dibangun oleh raja Shah Jahan yang juga membangun Taj Mahal, dan seperti rata-rata bangunan pada masa itu, bata pasir merah mendominasi bangunan. Setelah beberapa lama kami putuskan balik ke hotel untuk istirahat pakai Autorickshaw.

Post a Comment

0 Comments