Mimpi/Usaha/Doa

Pertanyaan yang selalu jadi bahan perenungan semasa saya kecil adalah “Kalau sudah besar mau jadi apa?’. Ini pertanyaan yang sering diajukan oleh guru-guru saya di Sekolah Dasar dulu. Tapi bukan hanya guru, sanak family pun kerap kali mengajukan pertanyaan yang sama. Ini pertanyaan standar, tapi penuh makna. Pertanyaan yang terkadang menggelitik untuk diketahui oleh para pembimbing hidup kecil kita. Pertanyaan yang jawabannya didapat dari sejarah turun temurun dalam silsilah keluarga, dari anjuran-anjuran kiri kanan, dari televisi, radio maupun media cetak. Internet? No way, waktu jaman saya kecil internet belum kenal sama saya, la wong komputer saja nangkring dirumah saya baru saat saya SMA.

“Dokter”
“Insinyur”
“ABRI”

Jawaban yang paling banyak pengikutnya saat itu.
Presiden? Sayangnya saya belum mendengar ada teman saya yang bercita-cita jadi presiden. Mungkin mereka sadar kalau pekerjaan seorang pemimpin bangsa yang isinya macam-macam merupakan amanah yang maha berat. Ada juga beberapa teman saya yang memilih jalur alternative dengan memberi jawaban “Blambir” alias pemadam kebakaran, “tukang taksi” dan ada juga “tukang sampah”, adik laki-laki saya malah bercita2 jadi supir taksi, mulia sekali bukan?

Saya sendiri adalah salah satu anak yang menjawab ala kadarnya, kadang saya ingin jadi dokter, kadang ingin jadi insinyur juga. Pernah beberapa kali juga ngayal seprofesi dengan Neil amstrong, jalan-jalan dan loncat-loncatan di Bulan. Seingat saya, ketika mulai duduk di bangku SMP, jawaban akan pertanyaan tentang cita-cita saya sewaktu kecil selalu menimbulkan keraguan di hati. Saya tidak yakin apakah saya akan bisa jadi dokter, insinyur atau yang lain yang saya sebutkan. Jawaban netral yang bisa saya dapat kemudian adalah “menjadi manusia yang berguna bagi nusa dan bangsa”, I can be anything then right? *yeah, right :D

Anyway, hobi sejak kecil saya yang paling utama adalah menggambar. Bagaimana saya selalu takjub saat ibu saya membuat seekor bebek dari angka 2. Lalu dimulailah tembok, belakang buku tulis, kalender, bagian belakang lemari, daun pintu, penuh dengan coretan-coretan pensil, pulpen ataupun spidol dari tangan saya. Adalah uwa saya yang mengenalkan saya dengan istilah Gambar iklan. “nanti kalau kuliah, kamu ambil jurusan yang untuk gambar iklan” katanya saat itu. Jadilah saya sejak itu fokus pada satu cita-cita, menjadi tukang gambar iklan.

Saat SMP dan mengisi essay untuk guru BP aka Bimbingan Pelajaran pun dengan bangga saya tulis bahwa keinginan saya adalah menjadi tukang gambar iklan. Saat saya SMA dan menjadi anggota klub extra-kurikuler Seni Rupa di sekolah, barulah saya tahu kalau ilmu gambar iklan itu bernama design grafis. Sebuah nama yang sangat keren buat saya, dan terdengar sangat berkelas :D.

Total waktu yang saya habiskan hingga lulus kuliah adalah tujuh tahun, termasuk didalamnya pindah kampus dan menganggur tanpa punya kegiatan apa-apa selain dirumah selama setahun. Mimpi saya waktu itu adalah lulus kuliah.

Semua berawal dari mimpi, dari cita-cita. Kadang mimpi seseorang berubah seiring jalannya waktu. But do believe in the power of dream.

Selain gambar-gambar, saya selalu tertarik dengan yang namanya traveling, membaca tulisan orang tentang tempat-tempat di berbagai penjuru dunia, melihat-lihat foto diblog mereka, dan membuat saya berkhayal dan melayang dengan satu tujuan. Go there!

Bermacam cara untuk jalan-jalan ke luar negeri.
  • Duit sendiri alias nabung, dimana sayangnya ini rada susah buat saya :P
  • Pake duit ortu, yang sayangnya ortu saya lupa nanem pohon duit sejak dulu.
  • Beasiswa, bisa dan rada sulit juga, berhubung saya ga brilian.
  • Kerja di negara tujuan. Ini mungkin jalur yang bisa di tempuh, dengan rajin kirim-kirim lamaran melalui berabagai website job online yang banyak bertebaran, dan Alhamdulillah, with bit of luck, berhasil membawa saya ke negeri Jiran, lalu bisa cari melalui om google, or bisa juga pake agency, tapi mesti keluar duit dulu.

My latest dream: Europe

Ngebayangin foto-foto suasana disana pakai kamera SLR saya yang baru pingin dibeli (walau entah kapan belinya), bikin-bikin sketsa di antara gedung-gedung antik, jalan-jalan di gerimis London. Hehe.. mimpi bocah kampung.

Buat sekarang ini saya mah ngimpi dulu, terus berusaha, dan pake doa juga biar makin ampuh..

Perhaps, someday, somehow.
So dear continent, grant my wish and wait for me there arite \(^_^)/

Post a Comment

3 Comments

  1. aku tanem pohonnya dulu ya den, biar anaknya dikemudian hari ga bilang di blog ortunya lupa nanem pohon duit..ups..ini bukan part ke II setelah sms kan ya? hahahahahaha..

    ReplyDelete