Passport Vol.01

Saya hendak membuat paspor untuk pertama kali, karena ijin kerja harus cepat diurus, maka hari Jumat lalu saya bergegas menuju kantor Imigrasi Jakarta Selatan yang terletak di daerah Mampang. Jaraknya mudah dijangkau dari kantor saya di daerah Kuningan. Meskipun KTP saya domisili Depok tapi ternyata kita bisa membuat paspor di kantor imigrasi mana saja, karena sekarang sudah online.

Sampai sana sekitar jam setengah sebelas siang. Sebelumnya saya sudah cari-cari info di internet tentang cara-cara membuat paspor sendiri tanpa bantuan calo atau agen. Begitu sampai, saya dengan pe-de langsung masuk ke dalam gedung, tujuan pertama, mencari tempat formulir di tukang fotokopi yang ada di dalam kantor itu juga. Lalu beli formulir (alias map, karena formnya gratiss, harganya Rp. 7000), karena cuma selembar, mengisinya pun cepat. Setelah itu digabungkan dengan dokumen-dokumen yang sudah saya siapkan sebelumnya, yaitu:

- KTP asli dan Fotokopinya.
- Kartu Keluarga asli plus Fotokopinya.
- Akte Kelahiran asli plus Fotokopinya.
- Ijazah terakhir asli plus Fotokopinya.
- Surat rekomendasi dari kantor.

Setelah itu saya serahkan berkas-berkas tadi ke loket yang tersedia, dan tunggu panggilan sesuai nomor urut yang kita dapat. Menunggunya ternyata tidak seberapa lama, dan setelah dipanggil , mereka menyerahkan kembali berkas-berkas yang tadi kita kasih, tapi sekarang berikut selembar form jadwal untuk kembali lagi hari Selasa mengikuti sesi foto, sidik jari dan interview.

Selasa siang saya kembali ke sana, langsung menuju loket untuk menyerahkan form jadwal yang kemarin didapat, lalu petugas meminta kita ke lantai dua untuk mengurus pembayaran foto, sidik jari dan interview, total bayar saat itu Rp. 270.000. Setelah itu balik ke lantai satu untuk menyerahkan form untuk sesi foto. 

Yang membingungkan saya, di lantai itu memang ada tulisan besar-besar di depan, 'Tempat pengambilan foto' tapi begitu sedikit masuk ke dalam, isinya cuma orang-orang sedang duduk menunggu. Ternyata formnya mesti kita serahkan ke balik sebuah pintu bertuliskan 'Tempat pengambilan foto' mene-eke-tehe, Saya kira akan ada loket lagi atau paling tidak, ada tulisan 'penyerahan form foto' atau apalah. Dan memang bukan saya saja, tapi banyak juga yang bingung kemana harus menyerahkan formnya.

Setelah itu, saatnya menunggu untuk dipanggil, karena saat itu cukup penuh orang, sekitar 45 menit kemudian baru saya dipanggil. Berlanjut proses foto, ambil sidik jari dan interview simpel, cuma ditanya "sudah pernah keluar negeri belum?". Saya cukup beruntung saat itu, ternyata setelah nama saya dipanggil untuk foto, ada pengumuman istirahat makan siang, proses akan dilanjutkan jam 1 siang, Alhamdulillah.. makin bete saja kalo saya harus menunggu lagi sampai jam 1!

Nah, selanjutnya kita tinggal menunggu paspornya jadi. Saya diminta ke loket depan lagi untuk menanyakan kapan kira-kira paspor saya akan selesai. Saya lalu menanyakan hal ini kepada seorang petugas imigrasi berjerawat berusia sekitar setengah baya yang ada di balik loket. Yang menyebalkan adalah, dia tersenyum mengejek sambil berkata ke teman sebelahnya, "wah, kapan ya...? bingung juga jawabnya gw.." sambil tangannya memain-mainkan jari seakan-akan menghitung, "senin atau selasa coba cek aja deh..." hih, beginikah kelakuan petugas negara.

Btw, FYI saya baca di internet untuk membeli materai, ternyata tidak perlu tuh... percuma juga saya beli materai Rp. 7000 di tukang foto kopi dekat kantor, useless....

Post a Comment

2 Comments

  1. wow..info yang berguna..trimikisi yah sudah membantu acu ;P

    ReplyDelete
  2. simisimi similikity beybeh balabala... wihiw...

    ReplyDelete